Ini Khilapku

 

Masalah itu selalu ada, bukan dari sang Pencipta, bukan dari orang lain, tiada asap jika api tak berkobar. Mungkin itu satu pepatah yang selalu teringat dari SD hingga sekarang saya jadi orang tua. 

Masalah itu hadir bukan karena status pendidikan, juga bukan karena dia anak anak, remaja, atau orang tua, tapi bagaimana bijaksana nya seseorang dalam mengambil keputusan. 

Hari ini, bak langit dunia runtuh, bak semua mata memandang sinis padaku, sepertinya mereka tahu akan masalah yang kuhadapi, sepertinya tak pernah selesai meski barang kumiliki habis untuk menutupi masalah itu. 

Tiap menit bahkan dering handphone selalu berbunyi, seakan pecah kepala ini. Ya Allah... GwnSemua laku ini memang sudah pantas ku dapatkan, tapi kumohon berikan aku jalan untuk melalui ini semua. 

Gelimang dosa tak lagi ku gubris, berharap sinar masih terpancar dalam pekatnya lumpur. Sujud ku coba pertahankan, karena hanya pada Nya lah aku menyembah dan pada Nya lah aku memohon. 

Seakan aku tak mau berjumpa dengan mentari, ketakutan akan dering handphone... 

Yah... 

40 juta hutang ku, 

Maafkan aku Hai istriku... 

Kutahu ini bukan ulah mu, tapi kau tetap ada untuk ku, berjuang membela aku, sedang aku tak sedikit pun memberikan engkau kebahagiaan. 

Senyum manis anak anak ku masih terlukis, ceria nya masih rangkul aku mengajak untuk bercanda, "maafin bibi sayang, hari ini bi gak bisa jadi yang seutuhnya bibi seperti hari kemarin". 

Dan mereka tetap tersenyum. 

Tanggung Jawab ku besar, ruang hati ini cukup kecil. 

Sendiri.... Yah saya hari ini merasa semua menjauhi, merasa semua menganggap saya buruk, aku tak sanggup lagi... 

Seandainya Mati bisa selesaikan semua.. Aku pasti akan lakukan hal itu, tapi tidak. Aku sorang muslim, harus menyelesaikan semuanya meski badan terkungkung jeruji besi. 

Sanak saudara, teman sepekerjaan tidak banyak yang tahu, beberapa dari mereka telah banyak membantu. Terima Kasih Teh Pipit, Terima kasih pak iwan, Terima kasih Teman dan sahabatku Dicky, 

Sabtu, 21 November 2020. Dalam kebimbangan dan permasalahan yang ada ku tetap tunaikan tanggung jawab ku. Bibir tersenyum hati melanglang buana. Launching perdana Google Meeting Lagerunal, dimulai. Satu persatu tahapan acara dijalankan, saya yang pertama kemudian Pak Bryan lalu Pak Sucipto dan tamu kehormatan hadir tanpa di duga. Ya Wijaya Kusumah atau saya biasa menyapa om jay. Sehat selalu om jay. 

Selesai nya tugas awal ini kembali aku dirangkul erat dengan dering handphone, SMS dan WhatsApp, tak kuasa lagi menopang badan ini, terhuyung dan kuhempaskan diri dalam pembaringan. 

Entah kemana harus ku cari... 

Atau harus ada dalam jeruji besi.... 

Masalah ini hadir karena kebodohan dan aaagghh... 

Kawan kawan yang diluar sana, saya minta maaf jika memang suatu saat nanti saya hilang tak bersuara, tapi saya akan ada buat semua jika memang saya di anggap ada. 

Terakhir... 

Jika ada yang butuh ginjal, wallahi saya siap untuk MENJUAL nya.. Saya ingin semuanya selesai... 

Ini khilapku... 

Orang Pintar adalah orang pandai menyikapi masalah dengan solusi bukan dengan masalah. 

Semoga hanya saya yang mengalami... 

Aamiin.... 

Salam Blogger semua

Semangat Lagerunal... 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINDU TAK BERTUMPU UNTUK PRAMUKA

Antara Aku Ayah mu dan Kamu Anak ku